Ad Code

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

CERITA PENDEK TENTANG COVID 19 : SESEORANG YANG BERUSAHA MEMECAHKAN TEKA TEKI MEREBAKNYA VIRUS CORONA DI SEKOLAHNYA PART 2

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

 Disclaimer : Terima kasih kepada anda yang sudah mempercayakan kepada kami, terus ikuti laman blog kami agar terus merasakan pengalaman membaca cerita sesungguhnya. Dilarang untuk meng Copy Paste cerita tanpa seizin admin.


PERMAINAN CORONA, PART 2

“Kami semua berbela sungkawa atas hal itu, kami semua juga merasakan kehilangan salah satu anggota keluarga besar SMA NEGERI 39 JAKARTA ini. Hal ini dapat kita jadikan pelajaran untuk selalu disiplin mematuhi protokol kesehatan” Kata Pak Kepala sekolah ambil mengelap air mata yang jatuh di pelupuk matanya menggunakan tisue.

Sumber : Dokumen pribadi


Aku menjadi penasaran, apa yang membuat Anwar tiba tiba meninggal ?. Kalau dilihat dari cara bicara Pak Kepala sekolah untuk selalu menaati protokol kesehatan, apakah benar dia meninggal karena penyakit Covid-19 ?. Bruuuuaaak.......terdengar suara seseorang yang jatuh tersungkur , disusul dengan teriakan siswi perempuan yang histeris melihatnya. Pikiranku buyar, setelah kudekati ternyata ada siswa yang tiba tiba jatuh tersungkur. Kondisinya sama dengan kondisi Anwar kala itu, dia terus saja batuk dan tenggorokannya memerah. Tak lama kemudian, datanglah para astronot yang kemudian membawanya pergi menggunakan ambulans.

Kecurigaanku tak dapat dibendung kembali, bagaimanapun juga hal ini melibatkan teman baikku. Setelah pembelajaran tatap muka, aku segera tancap gas menuju RSCM { Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo } tempat dimana Anwar dirawat sebelumnya. Setelah sampai disana, aku segera bertanya kepada resepsionis akan pasien bernama Anwar. Di luar dugaan Resepsionis memberika keterangan yang membuatku kaget. Sebenarnya Anwar dan keluarganya adalah PDP covid-19, keluarganya sudah lama meninggal dan kini hanya tersisa Anwar dengan bibinya. Namun Anwar sendiri dijemput oleh beberapa pihak yang megaku akan menjamin kesehatan Anwar.

Aku paham sekarang, rupanya Anwar dimanfaatkan oleh pihak tertentu. Anwar dijadikan sebagai sarana untuk mutasi virus dari satu individu ke individu lain, hal ini jelas dibuktikan dengan pernyataan resepsionis tersebut. Sebenarnya membawa pulang pasien covid adalah hal ilegal, sebab takutnya akan menular ke seluruh orang. Tak ada pilihan lagi, setelah hal itu aku langsung berterima kasih kepada resepsionis dan keluar dari rumah sakit. Aku merasa ada yang tidak beres disini, kemudian aku langsung memutuskan untuk pergi ke rumah Anwar. Bagaimanapun juga, informasi yang terbaik dan terlengkap hanya ada pada rumahnya.

Setelah aku sampai rumahnya, aku melihat ada banyak orang yang berkumpul di depan rumahnya. Aku pun heran, dan segera mendekati kumpulan orang orang tersebut. Tak disangka ada salah satu orang yang kukenal dalam kumpulan itu, yaitu Inspektur Anton yang dulu satu korps dengan ayahku. Aku mencoba untuk mendekat dan betanya pada beliau.

“Malam pak.......” Sapaku.

“Malam......eh kamu Roni” Sapa beliau kaget.

“Sebenarnya ada apa pak  ? Kok rame rame.......” Tanyaku polos.

“Kami dari badan penyelidik menemukan pelanggaran akan tindakan medis, dimana yang bersangkutan dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk tujuan tertentu” Jelas beliau.

Disana kami bercengkerama banyak hal, terutama mengenai kasus yang sedang beliau tangani hari ini. Disitu Inspektur Anton telah menduga beberapa tersangka dalam kasus ini, namun beliau masih belum punya bukti. Ketika kutanyai siapa terduga tersangkanya, beliaupun menjawab. DEEENG.......Aku kaget setelah mendengar pernyataan dari Pak Anton mengenai terduga tersangka kasus ini. Sebab, terduga tersangka adalah orang yang selama ini kupercayai, waktu kutanyakan kembali akan kebenaran hal itu, Pak Anton dengan yakin menjawab bahwa benar dia adalah terduga tersangka. Terduga diyakini memprakarsai atas penjemputan pasien bernama Anwar itu. Kesabaranku tidak dapat ditahan lagi, dengan cepat aku berterima kasih dan segera tancap gas kembali ke sekolah SMA Negeri 39 Jakarta.

Hari sudah menjelang sore, mataharipun tampak meredupkan sinarnya, sementara beberapa toko di pingir jalan mulai membenahi barang dagangan mereka. Ketika aku sampai di sekolah, aku melihat gerbang sudah dikunci rapat. Terpaksa aku melompat pagar dan kemudian masuk menyelinap menuju ruang tata usaha, sepintas tindakanku ini sangat lancang. Namun bagaimana lagi, toh....ini juga demi kebaikan bersama. Aku mencoba untuk memeriksa daftar berkas yang masuk hari ini, dan Alhamdulillah.......berkas yang kucari ketemu dan kemudian berkas itu kumasukkan dalam tas yang kubawa,

Berkas sudah ketemu, akan tetapi aku masih belum tahu motif apa yang dimilikki pelaku sehingga ingin mecelakai kami semua. Segenap kemudian, pandanganku tertuju pada sebuah komputer yang masih menyala di pojok ruangan. Aku pun membuka komputer itu, kemudian memeriksa setiap berkas yang ada. Dan akhirnya, aku menemukan suatu memo yang kemungkinan adalah latar belakang pelaku melakukan hal ini. Dengan cepat memo itu kusalin pada flashdisk yang masih kubawa, sekarang aku telah memilikki bukti dan motif si pelaku, tinggal saksi saja agar memperkuat pengadilan nantinya.

Jreet.....tiba tiba lampu dalam tata usaha menyala, aku pun kaget dan segera melepaskan flashdisk dari tempatnya. Beberapa saat kemudian, masuklah beberapa orang yang tidak kukenal, didampingi oleh security sekolahku.

“Angkat tangan......kami dari Badan Intellijen Negara, apa urusan anda datang kemari ?” Tanya seseorang sambil menodongkan pistol ke arahku.

“Roni......apa apaan kamu, bisa bisanya kamu lancang masuk kesini” Kata security sekolah.

Aku bingung, mengapa masalah seperti ini ditangani oleh Badan Intellijen Negara ?. Padahal menurutku, polisi saja sudah cukup. Dan aku bingung dengan posisi oang orang ini, sebenarnya mereka semua ada di pihak yang mana ?. Dengan gesit aku mengalihkan perhatian dan kemudian lari meninggalkan mereka, orang orang intellijen itu keudian juga lari megejarku. Aku berusaha berlari sekuat tenaga, bagaimanapun juga aku harus mempertahankan barang bukti ini untuk penyelidikan lebih lanjut. Door......doooor.....orang orang itu tampk mengeluarkan tembakan peringatan, lariku terhenti setelah berada pada lorong sekolah yangbuntu. Aku kebingungan, bagaimana caraku untuk lari sementara orang orang Intellijen itu semakin dekat.

Sumber : Pixabay




Tak disangka, seseorang mendekap dan menarikku ke dalam sebuah ruangan yang gelap. Aku tidak dapat berkutik lagi, aku mengintip keluar, anggota Intellijen itu tampak kebingungan mencari diriku yang seolah olah lenyap. Ketika kondisi sudah aman, aku mulai bercengkerama dengan orang yang menolongku tadi. Ya......aku ingat kalau orang yang menolongku ini adalah orang yang terus mengawasi kelas kami akhir akhir ini, dan rupanya beliau juga sedang mengusut tentang kasus ini juga.

“Aku Budi Hermawan, saat ini aku adalah pegawai departemen kesehatan, aku curiga dengan salah satu PDP covid yang dijemput tanpa suatu tujuan yang jelas. Rupanya, mereka gunakan ini sebagai permainan” Jelas orang itu.

“Betul....lalu saat ini bagaimana ?, aku sudah mengantongi bukti dan motif tersangka” Timpalku.

“Benarkah.....?, bagus. Aku juga sudah mengantongi saksi, dengan ini lengkap sudah berkas yang dapat kita adukan ke pengadilan” Tambah orang itu lagi sambil menghadap ke arah orang yang duduk termenung.

Rupanya orang yang duduk termenung itu adalah Pak Sultan, beliau adalah komite sekolah ini. Akhirnya Pak Sultan dapat berbicara soal kasus ini setelah didesak beberapa kali oleh Mas Budi. Kamipun menyusun rencana untuk menjebak tersangka agar mengakui kesalahannya besok. Hari yang dinanti pun tiba, tampak kelas lain sedang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka. Seperti biasa, mereka semua dikumpulkan dalam satu lapangan untuk apel.

Hal yang sama kembali terulang, tiba tiba saja ada siswa yang batuk batuk kemudian jatuh tersungkur. Siswa itu tampak pucat kulit dan tenggorokanya memerah, dan tak lama kemudian astronot pun datang mengevakuasi siswa itu. Setelah itu, Pak Kepala sekolah memberikan kesan atas kehilangan salah satu keluarga besar SMA NEGERI 39 JAKARTA. Di tengah pembicaraan beliau, aku bangkit dan kemudian berteriak.

“Mohon maaf saya memotong pembicaraan anda, teman teman....sadarkah kalian bahwa saat ini kita sedang ditularkan virus corona ?” Teriakku lantang.

“Bicara apa kamu ?” Kata Kepala sekolah.

“Oh maaf pak....sebenarnya bapak menyebarkan virus corona melalui apel ini kan ?, agar lebih banyak orang yang terinfeksi” Kataku.

“Awalnya anda menjemput paksa seorang pasien positif corona, kemudian pasien itu dibaurkan dengan kami agar lebih banyak yang tertular virus. Anda melakukan ini semua, karena anda ingin balas dendam terhadap kematian keluarga anda karena covid kan ?, aku sudah punya bukti dan saksi atas kasus ini untuk mendukung pernyataanku ini.” Jelasku.

Pak Kepala sekolah tak bisa berkata apa apa, ketika beiau akan kabur, beliau dengan sigap ditangkap oleh polisi yang sebelumnya dipanggil oleh Mas Budi. Dengan ini terbongkar sudah kebusukan kepala sekolah, siswa lain juga masih tidak percaya akan tindakan Pak Kepala sekolah. Mereka semua heran mengapa seorang Kepala Sekolah bisa melakukan tindakan sejahat itu pada muridnya, Tapi semuanya sudah berlalu ibarat nasi yang berubah menjadi bubur.

Akibat itu, pembelajaran tatap muka terpaksa dihentikan kembali. Semua siswa di rapid test untuk menghindari cluster penebaran virus lagi, semua wali kelas juga tampak khawatir akan kesehatan anak anaknya. Kami semua diharuskan untuk dikarantina selama 2 minggu untuk memastikan benar benar aman. Akhirnya, semua dinyatakan aman dan dikembalikan pada orang tua masing masing. Aku pun kembali melaksanakan pembelajaran daring, disini aku sadar bahwa dampak positif pembelajaran tatap muka adalah kita dapat cepat memahami materi, sedangkan dampak negatifnya adalah kita lebih beresiko terpapar virus covid-19.

SELESAI

Post a Comment

0 Comments

close
Banner iklan disini