Disclaimer : Sebelum membaca part 3,diharap untuk membaca part lebih awal agar tahu alur ceritanya.
DHARMOADJIE PART 3 : ROJOPATI KAPING 3
Aku mencoba menjelaskan hal itu pada seluruh tamu undangan, Aku menegaskan "Dados Raden Semi niku pelaku rojopati Mandor gudang. Buktinipun yaniku tela ingkang dipuntumbas Raden wonten ten TKP pembunuhan kaliyan bungkusan jambe mendem ingkang ditemokake ten rasukan Raden, tiyangnipun merasa bersalah terus bunuh diri{Jadi, Raden Semi lah yang jadi pelaku pembunuhan mandor gudang, buktinya ada pada ubi yang dibeli Raden terceceran di TKP pembunuhan serta bungkusan opium yang ditemukan di baju Raden, Raden merasa bersalah dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri}. Plaakk........Raden Putro menamparku menggunakan tangan kanannya. Mungkin aku terlalu lancang untuk menanggapi kasus ini.
Gambar stupa |
Kepala pasukan pun melerai pertengkaran kami, kemudian ia menyanggah bahwa ini bukan bunuh diri. Sebab hanya ditemukan bubuk jambe mendem ditangannya bukan dimulut apalagi organ pencernaannya, apalagi ditemukan luka lebam di belakang kepala bagian kanan yang sepertinya bekas pukulan benda tumpul. Dari bukti itu memang jelas bahwa ini merupakan pembunuhan, terlebih sebelum kami kesini juga terdengar suara pukulan benda tumpul. Apakah sebelumnya Raden Semi merencanakan untuk bunuh diri ? Kemudian apa motif pelaku membunuh Raden Semi, yang jelas pendopo kala itu sangat ketat penjagaannya sehingga tak ada orang selain tamu undangan, berarti pelaku tak lain adalah tamu undangan sendiri.
Tak mungkin.......Selama ini Raden Semi ramah kepada semua orang dan mana mungkin ada orang yang dendam padanya. "Pak kepala, kito nemoaken stok jambe mendem ten wingking lemari {Pak kepala, kita menemukan bubuk opium di belakang lemari} teriak salah satu anggota bhayangkara. "Dados bener, Raden Semi nyimpen jambe mendem, tapi damel nopo, terus sinten ingkang rojopati Raden ?{ Jadi benar, Raden Semi menyimpan bubuk opium, tapi untuk apa, dan siapa yang membunuh raden?}. Kemudian permaisuri bilang bahwa akhir akhir ini ia minta untuk dibuatkan kamar khusus ini,r upanya untuk menyimpan barang haram ini.
Tiba tiba terdengar teriakan bibi mban {pembantu kerajaan}, kami semua langsung berlari dan menemukan pamong {Humas} kerajaan tergeletak kaku, dan juga ditemukan luka di sisi kanan belakang kepala, mirip dengan luka Raden Semi. Sial, ada pembunuhan lagi, satu kasus belum selesai muncul kasus lagi yang sama. Kepala pasukan bhayangkara segera menutup akses masuk pendopo dan mengintrogasi satu satu tamu yang datang dalam perayaan. Mereka semua ditanyakan alibi ketika terjadi pembunuhan, dari sini ketahuan bahwa semua tamu undangan berada pada gedung perayaan. Permaisuri menyambut tamu yang datang, Raden Ayu yang menuangkan teh, dan tamu lain berada pada kursinya masing masing. Hanya Raden Semi, humas, aku, dan Raden Putro yang meninggalkan acara, sial.....kali ini aku tertuduh.
Aku pun mencoba menjelaskan, serta aku bawakan saksi yaitu pegawai gudang bahwa kami di luar untuk mengungkap kasus pembunuhan mandor gudang kemarin. Mereka tidak percaya, tak disangka Raden Putro memojokkanku "Bukannipun panjenengan mboten remen kalih Bapakkula amargi hubungan njenengan kalih adik kula mboten direstoni marang keluargo kito,panjenengan kagungan latar belakang ingkang memperkuat posisi panjenengan sebagai pelaku {Bukannya kamu tidak suka sama bapak saya karena hubungan kamu dengan adik saya tidak direstuni oleh keluarga kami,kamu punya latar belakang yang bisa memperkuat posisi kamu sebagai pelaku }.
Aku menyanggah hal itu, karena pada waktu itu aku yang menemukan jenazah Raden Semi dan humas, Raden Putro juga menjelaskan alibinya juga bahwa ia pada waktu itu ia pergi ke tempat sembahyang. Alibinya terbukti karena sejumlah bibi mban mendengar suara lonceng dari ruang persembahyangan."Dados suseno niku pelaku rojopati, sampeyan mbayar tiyang kagem wenehaken keterangan palsu, padahal pegawai gudang niku nggih komplotan sampeyan damel rojopati Mandor gudang {Jadi Suseno lah pelaku pembunuhan,kamu membayar orang untuk memberi keterangan palsu,padahal pegawaigudang tersebut hayalah komplotanmu dalam pembunuhan Mandor gudang}.
Gambar orang yang sedang bertapa |
Aku terdiam, dan akhirnya aku memohon kepada pasukan Bhayangkara untuk penyelidikkan ulang. Kasus ini terlalu rumit untuk dipecahkan. Tak disangka, salah satu anggota pasukan bhayangkara menemukan seutas benang yang langsung terhubung pada ruang persembahyangan. Akibat itu, pasukan bhayangkara yang semula mencurigaiku berbalik mencurigai Raden Putro. Untuk memastikannya, aku segera lari menuju ruang persembahyangan, dan benar benang itu ada diruang persembahyangan dan ditali pada lonceng. Aku masih belum bisa membaca trik ini, sepertinya ada sesuatu. Ketika aku melihat keluar, tampak di luar berlalu lalang tamu undangan menuju lorong. Aku pun bertanya kepada bibi mban, Mengapa seluruh tamu hilir mudik melewati lorong, bibi mban menjawab bahwa kamar mandi utama sedang diperbaiki dan untuk sementara kamar mandi dialihkan menuju kamar mandi di ujung lorong.
Seolah mendapat wahyu dari gusti ingkang maha agung, aku bisa membaca trik ini. Jadi kemungkinan Humas Kadipaten lewat sini untuk pergi ke kamar mandi sebelum ia meregang nyawa. Dan kemungkinan ini ada hubungannya dengan kematian Raden Semi dan benang yang terjuntai menuju ruang persembahyangan. Sekarang tinggal mencari bukti bahwa pelaku melakukannya, ketika aku tiba di gerombolan orang orang, tampak sesuatu yang janggal. Bagian tangan kanan Raden Putro yang teramputasi akibat peperangan tampak menggupal, kemudian ada bekas lipatan di lengan bajunya. Setelah kuamati dengan seksama, tampak bekas kuku pada lengan baju Raden Putro. Apakah dia pelaku pembunuhannya?
Sumber gambar
https://pixabay.com/id/photos/meditasi-agama-buddha-monk-candi-2214532/
https://pixabay.com/id/photos/lanskap-pagi-kabut-matahari-terbit-5208489/
0 Comments