Ad Code

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Cerita Misteri : Bunker Misterius di Sekolahku

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

 Disclaimer : Cerita ini hanyalah karangan fiksi, apabila ada kesamaan nama, tempat, atau yang lain merupakan bentuk ketidaksengajaan. Dilarang menyalin sebagian atau keseluruhan dari cerita ini tanpa seizin admin. Terima kasih telah memercayai kami, dan jangan lupa untuk klik iklan pada halaman ini agar kami dapat terus berkarya.


    Kota Malang, mendengar nama kota itu, yang terlintas di pikiran kita adalah kota yang sejuk, rindang, dan penuh dengan wisata kuliner. Namun faktanya, Kota Malang tak hanya identik dengan hal itu. Sebagai kota besar, Kota Malang pastinya memilikki catatan sejarah yang cukup lengkap. Mulai dari zaman kerajaan singhasari, zaman penjajahan, sampai dengan masa reformasi saat ini. Dahulu kala, orang orang Belanda suka menetap di Kota Malang karena hawanya yang sejuk dan tanahnya dapat dimanfaatkan sebagai ladang pertanian. Oleh sebab itu, banyak sekali bangunan bergaya Belanda tersebar di penjuru Kota Malang. Salah satunya adalah kawasan SMA Tugu.



        SMA Tugu merupakan kawasan gabungan dari 3 sekolah, yakni SMA Negeri 1, SMA Negeri 3, dan SMA Negeri 4. Dulunya kawasan ini merupakan HBS (Hoogere Burger School/Sebutan SMA di jaman Belanda) Namun di pecah menjadi 3 sekolah setelah memasuki masa kemerdekaan. Akibat dari pemecahan tersebut, kawasan sekolah yang tadinya satu kesatuan yang luas, berubah menjadi sempit karena harus berbagi dengan sekolah lain. Bahkan, ada salah satu gedung dimana kita harus bergantian dengan sekolah lain apabila ingin menggunakannya. Gedung itu adalah gedung aula serbaguna, kabarnya gedung itu memilikki nilai historis dan mistis yang cukup tinggi.



         SMA Tugu tidak hanya menyimpan sisi historis saja, namun juga menyimpan sisi supranatural yang sulit diterima oleh akal sehat. Banyak sekali cerita yang beredar, entah itu dari kakak kelas ataupun warga di luar sekolah. Semua mengatakan kalau area sekolah ini angker, mulai dari bercak darah yang selalu muncul di lantai, hantu pocong yang selalu berguling guling di tangga, noni belanda yang suka bergentayangan di lantai atas, sampai hantu tentara jepang yang menghuni bunker misterius. Salah satu cerita angker yang terkenal adalah misteri bunker yang ditemukan di bawah lantai aula. Dulunya bunker ini digunakan sebagai mobilisasi tentara ataupun pejabat dari balaikota sampai stasiun malang.

Sumber : Pixabay

Namaku Bayu, umur sekitar 16 tahun. Saat ini aku menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Malang. Bagi sebagian orang, diterima di SMA ini sangatlah susah karena harus memilikki nilai yang tinggi. Namun mereka tidak tahu kalau kita bisa saja masuk di SMA ini selain menggunakan nilai, zonasi solusinya..... wkwkwkwk. Karena jalur zonasi, jarak dari rumahku ke sekolah hanya terpaut 400 meter saja. Sehingga aku terbiasa berjalan kaki untuk berangkat maupun pulang sekolah. Seperti biasa, hari ini aku akan berangkat sekolah. Aku menyiapkan semua peralatan sekolah termasuk sepatuku. Setelah semua siap, aku berpamitan dengan kedua orang tuaku dan mulai meninggalkan rumah.


"Buk... Bayu berangkat dulu ya, Assalamualaikum...." Ucapku.
"Iya le... Hati hati..." Teriak ibu dari dapur.


Baru saja aku berjalan beberapa meter, seorang pejalan kaki dari arah sebaliknya memanggilku. Kalau dilihat lihat, pejalan kaki itu bukan warga sini. Aku hafal betul setiap warga yang menghuni kawasan ini.


"Hai nak.... Mau berangkat ke sekolah?" Tanya orang itu.
"Hehehe... Iya pak." Aku tersenyum kepada beliau.
"Emangnya sekolah dimana?" Tanya orang itu.
"SMA Tugu pak, deket kok dari sini." Ucapku sambil menunjuk ke arah jalan menuju sekolahku.
"SMA Tugu? SMA angker itu ya? hati hati lo kalau sekolah disana...." Orang itu berubah ekspresi karena ketakutan.
"Iya pak, wong saya kesitu niatnya cari ilmu, bukan aneh aneh. Ya udah pak. Saya duluan, takut terlambat." Ucapku sambil perlahan meninggalkan orang itu.
"Iya..." Kata orang itu.


Entah mengapa, setiap kali aku mengatakan asal sekolahku, orang orang langsung menghakimi bahwa sekolahku angker. Bukan hanya sekali ataupun dua kali, melainkan beberapa kali aku menemukan orang orang sedemikian, Apakah sekolahanku semengerikan itu? Kalau memang mengerikan, kenapa masih banyak siswa yang berminat sekolah disana? Suka heran memang, tapi mau bagaimana lagi, sekolahku memang salah satu sekolah favorit yang ada di Kota Malang. Bagaimana pendapatku soal sekolah yang angker? Pastinya aku sih percaya percaya saja, secara yang menghuni di dunia ini bukan hanya manusia. Selama itu tidak mengganggu diriku, aku juga tidak akan mempermasalahkan hal itu. 



Setelah beberapa saat berjalan, akhirnya aku tiba di sekolah. Waktu itu gerbang hampir ditutup karena diriku datang mepet dengan jam awal mulai pembelajaran, maklum siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah biasanya datang lebih mepet..... wkwkwk. Setelah masuk ke dalam kelas, aku langsung duduk di bangkuku dan siap untuk menerima pembelajaran seperti biasanya. Semua tampak lancar lancar saja, guru menjelaskan dan kami mendengarkan. Hingga tiba waktunya istirahat, semua siswa berbondong bondong menuju kantin. Termasuk diriku dan teman temanku.



"Oi Bayu..... Kamu bawa bahan buat praktikum hari ini kan?" Tanya Ferdi.
"Tenang saja, aku bawa kok....." Ucapku sambil merapikan alat tulis.
"Btw..... kita nanti praktikum sampai jam berapa?" Safril datang menyeletuk.
"Entahlah, palingan sampai jam setengah enam. Tau sendiri kan praktikum itu lama banget...." Jawabku enteng.
"Hahh.... Jam setengah enam?? Takut ah...." Rika bergidik ketakutan.
"Emangnya kenapa?" Tanya Ferdi.
"Kamu kok nggak tahu sih, laboratorium kita kan dekat sama aula. Tau sendiri kan aula gimana seremnya kalau malam malam...." Tambah Nurul.
"Aku pernah denger cerita dari kelas sebelah, katanya mereka denger suara ketukan dari dalam aula. Padahal waktu itu tinggal mereka saja di laboratorium." Ucap Safril.
"Bukan cuma itu, temenku pernah lihat bayangan putih berjalan jalan disekitar lorong." Ucap Nurul.
"TBL.... TBL.... Takut banget loh...." Keluh Rika.
"Guys, gini lo. Kita kan niat cuma cari ilmu, cari pendidikan. Kalau pikiran kita nggak aneh aneh, mereka nggak bakal ganggu kita." Terangku.
"Benar juga si.... tapi kan kita nggak tahu kemauan mereka..." Pikir Ferdi.
"Sudah, yakin saja. Nggak bakal ada apa apa kok." Ucapku meyakinkan mereka.


Singkat cerita, tibalah jam pembelajaran praktikum. Awalnya semua biasa saja, masing masing siswa mengerjakan praktikum sesuai dengan instruksi. Namun keadaan berubah manakala hari beranjak gelap. Semua kelompok telah menyelesaikan praktikumnya dan meninggalkan laboratorium, tinggal kelompok kami saja yang belum menyelesaikan.

"Hei Bayu, apakah tugasmu udah selesai? Cepetan.... udah malam ini..." Keluh Nurul.
"Iya nih.... aku takut kalau nanti kita lewat di depan aula..." Rika bergidik ngeri.
"Tenang, udah selesai kok..." Kataku sambil menunjukkan hasil kerjaku.
"Udah... cepat kumpulkan !!" Ucap Safril.

Tanpa basa basi lagi, aku segera mengumpulkan hasil kerjaku. Semua orang tampak lega manakala kuletakkan hasil itu di atas meja guru.

"Sudah ya...." Kata Bu guru.
"Sudah bu...." Jawabku sambil tersenyum.
"Ibu minta tolong nanti bersihin sisa sisa praktikum sama kunci laboratorium ini. Ibu harus duluan karena ada urusan...." Bu guru beranjak dari meja guru dan kemudian meninggalkan kami.
"Iya bu, hati hati." Ucapku sambil tersenyum.


Setelah bu guru keluar, aku pun kembali menghadapkan diriku ke teman temanku. Nampak raut muka kesal diantara mereka. Dengan perasaan tidak bersalah, aku pun bertanya kepada mereka. 


"Guys, kalian kok liatin aku kayak gitu?" Tanyaku sambil tersenyum sinis. 
"Gara gara kamu, kita jadi pulang terakhir. Mana harus bersihin laboratorium ini lagi." Kesal Nurul.
"Sumpah, aku takut kalau nanti kita ketemu sama hantu." Keluh Rika.
"Tenang aja guys, laboratoriumnya gak terlalu kotor kok. Tadi kan sudah dibersihin sama temen temen, pasti cepet kok bersihinnya." Ucapku meyakinkan.
"Tenang, Matamu!!! Udah, kita harus cepat bersihkan ini, kalian mau pulang kan?" Ucap Ferdi.


Dengan segera kami mulai membersihkan laboratorium. Semua orang tampak gelisah dan was was, kecuali aku yang tetap santai membersihkan meja laboratorium. Ketika akan selesai membersihkan laboratorium, tiba tiba kami dikejutkan dengan suara misterius. Suara itu terdengar hentakan orang berjalan.

Toook..... Toook..... Toook.....

"Guys, kalian dengar nggak?" Tanya Safril.
"Iya, aku dengar..... kayak suara hentakan kaki gitu...." Tambah Ferdi.

Wuuuuss........

"Hwwwaaa....... apa itu" Teriak Rika.
"Apa Rika? Kamu melihat apa?" Tanya Nurul.
"Aku melihatnya, Aku melihatnya. Tadi ada banyangan putih di jendela, kemudian lari menuju aula...." Rika ketakutan sambil menunjuk jendela laboratorium.
"Pasti itu orang iseng, aku akan mengejarnya......" Dengan reflek, aku langsung lari meninggalkan laboratorium.
"Eh Bayu..... kami ikut..." Teriak Safril.



Aku segera berlari menuju aula, aku yakin bahwa apa yang dilihat oleh Rika tadi hanyalah orang iseng yang ingin menakut nakuti kami. Karena pada dasarnya, makhluk halus akan muncul apabila kami mengganggu. Tanpa kusadari, teman temanku juga mengikuti berlari menuju aula. Kami sampai di depan aula, pemandangan semakin mencekam. 



Brukkk... Bruk...... Kali ini kami melihat pintu aula tergedor gedor seperti ada yang memukul dari dalam. Perasaan kami tidak enak, tubuhku seketika membeku dan tidak tahu harus bagaimana. Mau masuk ke dalam aula takut, mau lari juga susah. Semua orang tampak ketakutan, masing masing dari kami berusaha bergandengan tangan. Tak lama setelah itu, kami merasakan ada sesuatu yang membuntuti kami dari belakang. Kami memberanikan diri untuk menengok ke belakang, dan ternyata.......



BERSAMBUNG KE PART 2

Post a Comment

0 Comments

close
Banner iklan disini