Ad Code

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

{CERITA ISLAMI}: SEORANG SANTRI YANG TERJEBAK DALAM MASALAH INTERNASIONAL, EPISODE 2.

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

  Disclaimer : Terima kasih kepada anda yang sudah mempercayakan kepada kami, terus ikuti laman blog kami agar terus merasakan pengalaman membaca cerita sesungguhnya. Dilarang untuk meng Copy Paste cerita tanpa seizin admin.



CAHAYA DUNIA. EPISODE 2, PART 1: SANTRI BARU PONDOK PESANTREN.

 

Assholatu khoirum minan naum.........

Suara adzan shubuh menggema di segala penjuru pondok, suara itu tampak khas dan tak asing bagi telingaku. Kemungkinan yang menjadi muadzin adalah marbot masjid, aku mulai beranjak bangun dan bergegas ke kamar mandi untuk sekedar gosok gigi dan cuci muka. Hari ini aku bangun lebih cepat, biasanya sulit sekali untuk beranjak dari kasur yang nyaman itu. Setelah cuci muka, aku berganti baju dan kemudian berangkat menuju masjid Al Halim Pondok pesantren Darul Falah. Ketika aku akan masuk ke dalam masjid, Nina juga kebetulan masuk ke dalam masjid sambil mendekap gulungan Mukenah. Kami sempat saling pandang, kemudian datanglah seseorang menepuk pundakku.

“Astagfirullah.....jaga mata dong, kalau ketahuan pak ustadz bisa kena hukuman kamu” Kata orang itu mengagetkanku.

Sumber : Dokumen pribadi

Rupanya yang mengagetkanku barusan adalah Santo, teman sekamar yang sekaligus sahabat curhatku di pondok ini. Aku tak henti istigfar karena telah melakukan zina mata, Kucoba melihat ke arah Nina untuk memastikan. Tampak ia tersenyum dan beranjak masuk ke dalam masjid, kemudian terlintas di benakku. Sampai kapan aku harus menggantungkannya, rasanya kasihan sekali apabila aku tidak segera melamarnya. Namun apalah daya, aku masih belum memilikki pekerjaan tetap dan umurku masih dikatakan terlalu muda untuk menikah, semoga Nina dan aku diberikan ketabahan hati untuk menjalani cobaan ini. Renunganku pecah setelah terdengar suara Iqamah, dengan segera aku berlari untuk mengambil wudhu lalu bergegas masuk ke dalam masjid. Alhamdulillah........aku tidak ketinggalan rokaat satupun, ketika sholat usai, aku berdoa agar kedua orang tuaku tetap sehat dan banyak rezeki. Dan juga aku memohon solusi untuk menyelesaikan masalah di setiap hidupku, terutama masalah satu ini dengan Nina.

Setelah sholat shubuh, kami semua melaksanakan kuliah shubuh. Pastinya saat ini semua menggunakan Al quran yang layak, apabila kemarin aku tidak melakukan kekacauan itu, mungkin mereka semua saat ini akan tetap menggunakan Al quran yang banyak kesalahan. Kami semua melaksanakan kuliah shubuh dengan khidmat dan khusyuk, di sela sela materi, Ustadz pembimbing juga selalu memberikan pengarahan yang dimana mungkin akan bermanfaat suatu hari nanti. Kuliah shubuh usai pada pukul 06.00 WIB, setelah itu kami kembali ke kamar masing masing untuk bersih diri dan bersiap siap untuk sarapan pagi.

“Eh.....kamu tau gak, habis ini bakal ada santri baru loh. Santri baru itu berasal dari Arab” Kata seorang santriwati.

“Beneran ?, Masya Alloh.....aku gak sanggup membayangkan keshalihan dan ketampanannya” Seru santriwati lainnya.

“Pasti marganya Assegaf atau Al Habsyi” Timpal Santriwati lainnya.

Gosip itu terdengar tak sengaja ketika aku berjalan menuju ruang makan, namun aku masa bodoh terhadap hal itu. Bagiku, Informasi seperti itu tidak boleh dipercaya selama masih belum ada kejelasan. Di ruang makan juga begitu, tak peduli laki, perempuan, santriwati atau tidak, mereka semua pada membicarakan santri baru itu. Entah apa yang membuat ia menarik sehingga dibahas oleh orang satu pondok, aku makan disamping Ridho dan Santo. Mereka juga tampak membiarakan hal itu.

“Menurutmu siapa ya santri baru itu ?” Tanya Ridho.

“Mungkin dibayangan mereka saat ini, orang Arab yang putih mulus, hidung mancung, dan alis yang tebal” Kata Santo.

“Eh Mikail.......Kamu kan detektif, coba cari tahu tentang santri baru itu” Timpal Ridho.

“Buat apa, toh nantinya dia juga akan datang dan memperkenalkan diri, kita tunggu saja dengan sabar. Lagipula aku bukan detektif, aku secara tidak sengaja ikut dalam kasus kemarin.” Jelasku untuk mengurangi rasa penasaran mereka.

Kami pun melanjutkan makan dengan lahap, sejurus kemudian kami bergegas menuju kelas untuk pembelajaran. Di sepanjang koridor, santri santri lain tampak memanggilku dengan sebutan detektif. Semenjak Kasus penyelundupan Al quran ilegal yang kuselesaikan kemarin, aku menjadi terkenal ke seluruh penjuru pondok pesantren. Padahal aku tidak menginginkan untuk menjadi terkenal, yang kuinginkan sebenarnya ialah Al quran itu dapat dikembalikan ke redaksi dan membuat nama islam di mata dunia kembali membaik.

Hari itu sedang berlangsung mata pelajaran fiqih dan aqidah, semua tampak memperhatikan penjelasan dari ustadz dengan baik. Kemudian suasana berubah setelah komite pondok pesantren masuk, dan memberi tahu bahwa santri baru itu akan masuk ke kelas ini. Semua tampak membicarakan santri baru itu, Pak ustadz dengan segera berusaha menenangkan para santri yang ribut waktu itu. Di kala semua membicarakan santri itu, aku justru malah tidak tertarik dan memilih untuk fokus mengerjakan tugas yang diberikan sebelumnya. Tibalah saatnya, santri baru itu masuk dan seketika membuat seisi kelas kaget. Lantaran santri baru sebenarnya jauh dengan ekspetasi yang mereka semua harapkan, aku pun tertawa kecil.

“ Perkenalkan nama saya Ali Nurdin Rachman Syah, umurku 18 tahun dan aku berasal dari Irak. Saya menuntut ilmu disini karena orang  tua saya pindah tugas di negara ini, senang bertemu dengan kalian.” Katanya dengan gaya bicara yang khas menandakan dia masih belum fasih berbahasa Indonesia.

Semua santri tampak mengiyakan, kemungkinan mereka kecewa karena yang datang bukannya pemuda arab yang berhidung mancung, berbadan tinggi, dan berkulit putih. Melainkan malah pemuda yang berdialek Arab, berkulit hitam, dan berambut keriting. Di sisi lain, aku berusaha untuk menghilangkan deskriminasi dan stigma itu dengan mempersilahkannya duduk disebelahku dan mengajaknya bicara. Hari menginjak siang, Aku,  Ridho, dan Santo mengajak Ali untuk menunaikan ibadah sholat dhuhur. Ali pun menyanggupinya dan kami berempat pergi menuju masjid. Di tengah jalan, pandangan semua orang tertuju pada Ali. Mereka semua tampak tidak percaya kalau dialah santri baru yang dimaksud.

“Eh Ali........Kamu sudah di Indonesia berapa hari ?” Tanya Santo basa basi.

“Sudah hampir seminggu kalau dihitung dengan proses naturalisasi” Jawabnya ramah.

“Wahhh......sepertinya kamu bakalan lama disini ya sampai jadi warga negara Indonesia, memangnya mengapa demikian ?” Tanya Ridho.

“Hushh.......Kamu ini, nanti dia marah bagaimana ?” Sela Santo.

Ali terdiam setelah mendengar hal itu, tak lama kemudian Ridho meminta maaf kepada Ali karena mungkin kata katanya membuat tidak enak Ali. Aku pun mengamati gerak geriknya, tampak ada sesuatu yang disembunyikan. Kami pun melaksanakan sholat dhuhur, dan melanjutkan pelajaran hingga sore hari. Ketika aku sedang bersih bersih kamar, tak disangka Ali pun lewat di depan kamarku.

“Eh........Ali, ada apa kesini ?” Tanyaku ramah.

“Aku sedang mencari kamar nomor 25” Kata Ali dengan keheranan.

“Eh itu kan kamarku, Santo, dan Ridho. Waahh.....senangnya” Aku bahagia akan hal itu, mungkin pak ustadz melihat kami semua akrab pada Ali sehingga beliau menempatkan Ali pada kamar yang sama dengan kami.

Ali pun disambut baik oleh kami, di kamar ini kami berbincang bincang mengenai budaya, kebiasaan dan hal lain yang menyangkut timur tengah. Tak lupa kami juga memperkenalkan budaya dan kebiasaan kita kepada Ali agar dia dapat beradaptasi, kami berbincang hingga tengah malam sehingga lupa akan waktunya tidur. Di sisi lain, kamar kami juga semakin ramai karena bertambah satu anggota. Tak lama kemudian, kami akhirnya tertidur setelah berbincang cukup lama dan melaksanakan sholat tahajjud.

ADDAM......... Suara apa itu

ADDAM.......... Suara itu terdengar lagi, seakan akan menjadi petunjuk.

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil (terbaik) dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. [Al-Baqarah/2:143]

Wahai manusia, Kami akan menguji kalian dengan kesempitan dan kenikmatan, untuk menguji iman kalian. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali” (QS. Al-Anbiya: 35).

Ayat apa itu ?..........Apakah ini tanda akan terjadi masalah ?

AHHHHHH............................

Aku pun terbangun karena mimpi itu, waktu menunjukkan pukul 3 malam. Itu artinya sebentar lagi akan dikumandangkan sholat shubuh, sehingga aku lebih memilih untuk berjaga menunggu waktu sholat shubuh tiba, aku mencoba berdiri untuk minum air putih di pojokkan kamar. Terlihat teman teman kamarku masih terjaga dalam tidurnya, sejurus kemudian aku menuangkan air ke dalam gelasku. Galon air menghadap ke kaca yang langsung berhadapan dengan tembok luar, sehingga walaupun ditutup menggunakan gorden, akan tetap kelihatan transparan.

Perhatianku tertuju pada sesuatu di luar kaca, aku rasa ada yang mengawasi kamar kami dari luar pagar pondok pesantren. Aku mencoba untuk mengintip dari balik gorden, rupanya ada seseorang yang mengawasi kami dari luar. Orang itu tampak mengenakan jas monokrom dan berkacamata hitam, Ingin rasanya aku berteriak karena ketakutan. Aku berpikir, bahwa orang yang sedang kulihat saat ini kemungkinan adalah anggota dari kelompok Musailamah { Baca part 1 }. Kemungkinan mereka masih ingat dengan wajahku setelah kasus kemarin, aku mencoba untuk tenang, mungkin aku harus menghubungi Badan Intellijen Negara dan CIA agar memperoleh perlindungan keamanan. Kucoba untuk kembali mengintip ke luar, rupanya orang itu sudah pergi meninggalkan tempatnya.

Seakan menjadi penyelamat, tak lama kemudian terdengarlah suara adzan shubuh. Semua bergegas bangun, Santo dan Ridho tampak kebingungan melihat diriku yang bangun lebih awal, memang sebelumnya aku yang bangun paling terlambat................wkwkwkwk. Hari menjelang pagi, kami melaksanakan kegiatan seperti biasa. Mulai dari kuliah shubuh, bersih diri, makan pagi, dan pembelajaran. Aku mencoba diam dan merahasiakan kejadian tadi malam, takutnya apabila hal ini kusebar, mungkin orang orang disekitarku akan dalam bahaya. Pasalnya melawan kelompok itu susah, pergerakan mereka selalu rapi sehingga para anggota Intellijen susah untuk meringkusnya, saat ini mungkin aku sedang dicari cari oleh mata mata dan kelompok itu di seluruh dunia. Kayak orang penting aja, wkwkwkwkwk..............

Sama halnya dengan aku, hari itu Ali tampak diam dan murung. Apakah dia marah kepada kami ?, sepertinya tidak, karena kemarin Santo dan Ridho sudah minta maaf. Apa mungkin dia memang pendiam, apa jangan jangan ada sesuatu yang ia sembunyikan dari kami. Aku harus cepat menyelidikinya, mungkin aku dapat menemukan sesuatu dari dia. Hari demi hari berlalu, aku terus dihantui oleh mimpi itu setiap malam, mimpi yang seakan akan menjadi petunjuk. Dan benar, setiap hari Ali tampak masih murung diantara kami yang selalu cengengesan. Aku harus bergerak cepat.........

20-10-2020, 02.00 WIB. Aku terbangun karena mimpi itu lagi, namun kali ini aku tak sendiri. Di depanku kini ada Ali yang berdiri mengintip ke arah luar, persis dengan apa yang aku lakukan kemarin.

“ Ali kamu sedang apa, Kok sudah bangun......Ini kan masih malam” Tanyaku sambil menguap.

Tanpa isyarat sesuatu, Ali langsung menutup gorden dan kembali tidur. Dia tampak ketakutan setelah itu, setelah kucek ke arah luar, tidak ada siapa siapa di halaman luar. Ahh.......mungkin dia mengigau, aku kembali mengambil minum air putih. Disitu aku merenung, apa yang sebenarnya terjadi pada Ali, Apa yang membuat Ali begitu ketakutan dan murung akhir akhir ini, siapa orang yang mengawasi kamar kami kemarin, dan AHHHH........Aku lupa kalau misalkan aku diawasi oleh kelompok itu, maka orang tuaku dan Nina pasti akan dalam bahaya. Aku harus segera melaporkan hal ini kepada sekretariat pondok, nantinya sekretariat pondok akan bekerja sama dengan kepolisian untuk setidaknya mengamankan dan melindungi kami serta pondok pesantren ini. Kalau misalkan hal semacam ini kubiarkan, takutnya nyawa orang orang di sekitarku yang menjadi taruhan.

Menjelang pagi, aku bergegas menuju sekretariat pondok untuk membahas masalah ini. Aku tiba di sekretariat pondok, disana sudah berdiri Pak Sholeh selaku komite pondok yang melihat siaran televisi dari sudut pojok ruangan itu. Kemudian aku memberi salam, dan menyampaikan maksudku datang kemari.

“Assalamualaikum pak, mohon maaf mengganggu waktunya. Bolehkah saya meminta waktu untuk bicara kepada bapak ?” Tanyaku sopan.

“Waalaikumussalam, baik. Silahkan duduk” Sila Pak Sholeh ramah.

“Ada apa, tumben kok kamu datang kemari ?” Tanya Pak Sholeh.

“Jadi begini pak, kemarin setelah saya terjerumus pada kasus itu, bukannya saya menjadi bangga karena menyelesaikannya justru saya khawatir pak akan keselamatan saya. Apalagi kemarin saya memergoki ada seseorang dari luar yang mengawasi kamar kami pak, feelingku mengatakan bahwa anggota kelompok itu masih berkeliaran di Indonesia. Jadi saya minta tolong perlindungan dari mereka, takutnya masalah ini justru melibatkan orang lain yang akan mengancam keamanan Pondok ini” Jelasku.

“Sebentar ya......saya lihat CCTV, apakah ada orang yang mencurigakan disekitar sini.” Kata Pak Sholeh.

Pak Sholeh pun mengecek CCTV yang terpasang di luar pagar Pondok pesantren, dan benar ada seseorang yang memakai jas monokrom berkeliaran sejak tiga hari belakangan. Aku yakin, orang itu pasti mengincar diriku dan sudah tahu dimana tempat persembunyianku. Pak Sholeh pun juga keheranan melihat hal itu, mungkin dia mengira orang itu adalah pegawai tanah...........wkwkwkwkwk.

“Baiklah, saya akan menghubungi kepolisian untuk menyelidiki orang itu. Kamu tenang saja, Insya Alloh kamu bakal aman disini” Kata Pak Sholeh.

“Baik, terima kasih pak. Izin bertanya lagi, soal santri baru yang bernama Ali itu. Dia kesehariannya tampak diam da murung, apakah kepribadiannya seperti itu ?” Tanyaku lagi.

“Alah......Mungkin dia masih belum adaptasi dengan lingkungan barunya, tugas kalian untuk memperlakukannya dengan ramah agar dia semakin nyaman. Atau mungkin dia trauma dan khawatir karena terjadi sebuah peristiwa di Negara asalnya” Ketus Pak Sholeh.

“Masalah apa pak ?” Tanyaku lagi.

Kali ini Pak Sholeh menunjuk pada televisi di pojok ruang itu, televisi tersebut tampak menampilkan berita Internasional. Berita terjadinya peledakan bom bunuh diri di 5 negara, Negara tersebut ialah Jerman, Belgia, Irak, Inggris, dan amerika. Kasus tersebut mengatasnamakan islam, karena para pelakunya terlihat memakai jubah dan sorban, khas busana orang arab. Kasus itu menimbulkan ratusan korban jiwa dan lainnya mengalami luka luka serta trauma. Hal seperti ini harus ditumpas habis, karena menjelekkan nama islam di dunia.

Keheningan ruangan sekretariat pecah setelah terdengar suara ketukan pintu, Pak Sholeh pun membukakan pintu sementara aku masih duduk di kursi sekretariat karena memikirkan kasus bom bunuh diri itu, jangan jangan hal itu semua adalah kelakuan Kelompok Musailamah. Pak Sholeh mempersilahkan tamu itu masuk, aku yang penasaran langsung berdiri dan mempersilahkan mereka duduk.

Sumber gambar : https://pixabay.com/id/photos/hamburg-
speicherstadt-channel-rumah-3846525/


“Oh Goodboy......How are you ? Are you remember us ? { Oh Goodboy.......Bagaimana kabarmu ? Apakah kamu ingat kita semua ?}” Sapa orang itu.

Aku mencoba mengingat, rasanya aku pernah bertemu dengan orang ini. Tak salah lagi, mereka semua adalah anggota CIA. Dan yang menyapaku barusan adalah Kepala Divisi CIA yang menolongku kemarin, mereka semua diantar oleh perwakilan BIN { Badan Intellijen Negara } sebagai penerjemah.

“ Ada perihal apa sehingga kalian semua datang kemari ?” Tanya Pak Sholeh sambil menggerak gerakkan mukanya, tanda beliau menyuruhku untuk membuatkan minum.

“ Perkenalkan Nama saya Raihan, saya dari Badan Intellijen Negara. Saya kemari untuk mengantar para agen CIA ini” Sapa Mas Raihan ramah.

That's right, my name is Brandon Roosevelt as Head of the CIA's public relations division. We are here because we received a report that one of your students had a problem with an international case, but we still don't know who that student { Benar itu, Nama saya Brandon Roosevelt selaku Kepala divisi humas CIA. Kami kesini karena mendapat laporan bahwa salah satu santri anda bermasalah dengan kasus Internasional, namun kami masih belum tahu siapa santri itu }” Jelas Kepala divisi CIA.

“Yang jelas, kami mendapat laporan bahwa salah satu santri anda terlibat dalam kasus Internasional” Timpal Mas Raihan.

“Oh........Mikail ?, Memang benar benar anak nakal” Kata Pak Sholeh.

Seketika aku yang lewat sambil membawa cangkir berisi teh kaget mendengar hal itu, feelingku mengatakan aku bakal terlibat lagi oleh Kasus Internasional.

“Kami masih belum tahu pak, Yang jelas kami butuh Mikail untuk penyelidikan lebih lanjut” Jelas Mas Raihan.

Aku pun duduk bersama orang orang itu lagi, sudah hampir satu tahun kita tak bertemu. Kami saling berbincang dan menanyakan kabar. Setelah sekian lama berbincang basa basi, barulah mereka menyampaikan niat sebenarnya. Mereka menjelaskan bahwa ada salah satu santri di pondok ini yang menjadi saksi kunci dari sebuah kasus Internasional. Kasus ini tak lain juga bagian dari rencana kelompok Musailamah untuk memperburuk citra Islam di mata dunia. Aku pun menyimak dengan baik penjelasan dari mereka, dugaanku mengatakan, kemungkinan orang yang mengawasiku kemarin adalah salah satu anggota kelompok itu, Dan juga kasus Bom bunuh diri akhir akhir ini mungkin ada hubungannya.

BERSAMBUNG KE PART 2

Post a Comment

1 Comments

  1. kenapa enggak ditulis, kemudian dibukukan atau diterbitkan?
    hitung-hitung nambah portofolio?

    ReplyDelete

close
Banner iklan disini