Ad Code

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

{CERITA MISTERI}: KAMP 17

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

  Disclaimer : Terima kasih kepada anda yang sudah mempercayakan kepada kami, terus ikuti laman blog kami agar terus merasakan pengalaman membaca cerita sesungguhnya. Dilarang untuk meng Copy Paste cerita tanpa seizin admin.


Cuit cuit.......suara nyanyian burung mulai terdengar, itu artinya hari sudah beranjak pagi. Sang surya mulai bangun dan memancarkan kehangatannya, sementara masing masing manusia sudah ada yang bangun dan mulai menduduki posisi mereka. Aku juga tak mau ketinggalan, perlahan kubuka mataku ini dan terlihat sudah dunia yang cukup indah. Aku mulai beranjak dari singgasanaku, merapikannya dan mulai berjalan sempo-yongan menuju kamar mandi. Setelah mandi, aku berpakaian, sarapan dan kemudian pergi ke sekolah.

Hari itu adalah hari yang cerah, angin yang berhembus sepoi sepoi membuatku nyaman. Ditambah dengan suara bajing yang melompat lompat di dahan malah kian memperindah suasana. Tampak semua orang berlalu lalang untuk mempersiapkan hari mereka agar lebih baik. Ada yang tergesa gesa karena ada rapat kerja, ada juga orang yang sekedar santai menghirup udara pagi yang segar......mungkin mereka sudah pensiun, wkwkwkwkwk. Aku berjalan dengan penuh semangat dan berusaha untuk memberikan senyuman kepada setiap orang yang berpapasan. Aku berbelok menuju jalan yang agak sedikit sepi untuk mencari jalan pintas, yang pastinya untuk mempersingkat waktu agar aku tidak terlambat ke sekolah. Dari kejauhan, terlihat bangunan kosong khas victoria yang berdiri megah. Seolah olah bangunan itu adalah pusat atau ciri khas dari daerah ini.

https://pixabay.com/id/photos/villa-rumah
-suram-gelap-villa-tua-3237114/


Bangunan dengan arsitektur Niuws Indische Boutijl { Arsitektur Hindia Baru } itu berdiri kokoh di tengah sebuah ladang di kampungku, lebih tepatnya di Kampung Margo Sinambi, Kecamatan Kampar kanan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan provinsi Sumatra Barat, dan juga terkenal akan komoditas perkebunannya. Kualitas perkebunan Kampar memang cukup dikatakan baik, sehingga tak jarang bangsa asing juga memanfaatkan wilayah ini untuk perkebunan, salah satu saksi bisunya adalah bangunan ini. Bangunan yang dari luar tampak kumuh dan tidak terurus ini sering dianggap angker, kemudian beberapa bagian rumah sudah rapuh dan tak jarang menghasilkan suara aneh yang dapat menambah aura mistis di bangunan ini.

Menurut sesepuh setempat, bangunan ini didirikan pada tahun 1930. Bangunan berlantai tiga dan luas kurang lebih 1.000 meter persegi itu mengalami banyak perubahan fungsi, awalnya bangunan itu digunakan sebagai rumah singgah / vila para pejabat Hindia Belanda ketika berkunjung ke daerah Kampar. Kemudian ketika Jepang mulai memasuki daerah Kampar untuk pembangunan Death railway { Jalur kereta api Kematian } yang menghubungkan daerah Muaro Sijunjung dengan Kota Pekanbaru, bangunan ini digunakan sebagai tempat dikumpulkannya para romusha untuk mengerjakan proyek tersebut yang tak jauh dari situ. Sehingga bangunan ini dinamakan sebagai "Kamp 17" yang berarti tempat berkemah nomor 17{ Kata aslinya camp, kemudian disesuaikan dengan bahasa Belanda saat agresi militer ke 2 }, Nomor 17 sendiri berarti camp ke-17 dari 24 camp yang dibangun sepanjang proyek jalur kereta api Muaro Sijunjung ke Pekanbaru.

Banyak yang mengatakan bangunan ini angker, masyarakat mengaku melihat banyak sekali penampakan di bangunan ini. Entah itu sekedar bayangan hitam, ataupun suara jeritan minta tolong, banyak yang mempercayai bahwa penampakan penampakan itu berasal dari arwah para romusha yang meninggal akibat disiksa di bangunan itu. Beberapa orang lainnya juga pernah melihat penampakan Noni Belanda di lantai 2. Kemudian setelah digunakan sebagai kamp romusha, bangunan ini dijual kepada Investor kaya yang berasal dari Tumasik { Singapura }. Akan tetapi entah mengapa Investor tersebut malah meninggalkan dan membiarkan bangunan ini hingga rusak, padahal nilai dari bangunan ini bisa lebih dari 5 milyar.

Aku tidak percaya akan hal itu, aku hanya percaya kalau manusia hidup berdampingan dengan makhluk lain. Bagaimanapun juga kita diperkenankan untuk saling menghormati, karena mereka sama sama diciptakan oleh tuhan dan memilikki hak untuk hidup, kita tidak punya wewenang untuk saling mengejek ataupun saling menjatuhkan. Ketika lewat di depan bangunan itu, angin berhembus sangat kencang sehingga membuat bulu kudukku berdiri. Aku pun berhenti, dan kemudian menoleh ke arah bangunan itu, takutnya ada sesuatu yang tidak diinginkan.

"Hei.....mau apa kamu ?" Ucap seseorang dari belakangku dengan suara blorok dan agak menyeramkan.

"Eh......tidak apa apa pak, mari pak" Kataku setengah kaget dan meninggalkan orang itu.

Aku pun dengan cepat meninggalkan orang itu, rasanya mengerikan sekali apabila bertemu dengan orang seperti itu di tempat yang agak mistis. Akhirnya aku sampai di sekolah, waktu menunjukkan pukul 06.45 WIB yang artinya sekolah akan mulai sebentar lagi. Aku pun melaksanakan pembelajaran seperti biasa di Madrasah Aliyah Darul karomah Kampar. KRIIIING.......bel istirahat berbunyi, murid murid segera meninggalkan kelas dan pergi menuju kantin. Aku dan teman temanku juga tak mau kalah dari yang lainnya, kami pun pergi ke kantin bersama.

Sumber gambar : https://pixabay.com/id/photos/
buku-catatan-tempat-kerja-meja-tulis-336634/


"Eh....guys, gimana kalau malam minggu nanti kita uji nyali di bangunan kosong bergaya victoria itu ?" Kata Banu yang sedang memakan sosis bakar.

"Ide bagus Banu, lagipula aku tidak ada agenda ketika malam minggu" Kata Soni.

"Kalau aku sih yes, bagaimana denganmu roy ?" Tanya Surya kepadaku.

"Mmmm.....kalau aku sih jangan, kan kita belum tahu apa yang terjadi disana. Kita harus izin ke orang tua dulu, takutnya nanti ada apa apa. Coba bayangkan, disana kita tidak menemukan hantu akan tetapi disana sudah menjadi markas penjahat ?" Tegasku.

"Iiih.....kamu ini, bilang aja kalau takut. Lagipula mana ada orang yang berani menetap disana ?" Remeh Banu.

"Ada lo....orang disana, namanya Pak Santo. Beliau berjaga disitu" Sela Surya.

"Jadi....yang ketemu dengan aku tadi, penjaga bangunan itu ya ?" Tanyaku memastikan.

"Eh....kamu ketemu dia ?"Tanya Soni bergigik ngeri.

"Gimana orangnya ?, berjenggot putih, suara blorok ?" Kata Surya memastikan.

"Sepertinya kayak gitu !!!" Seruku.

"Jadi.....tunggu apa lagi ?, Mari kita berangkat......." Kata Banu dengan semangat.

Eh.....bukankah aku belum setuju  tadi, dasar anak anak ini. Kalau ada apa apanya saya tidak mau tanggung jawab lo ya......



BERSAMBUNG KE PART 2


Artikel ini telah terbit di IDN Times.

Post a Comment

5 Comments

  1. Wah keren tulisannya udah terit jg di IDN times,,
    Bdw itu kisah nyata atw fiksi bang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ceritanya sih fiksi, Tapi kalau datanya kayak Muaro sijunjung dan jalur kereta api yang dibangun oleh rumosha itu nyata.

      Delete
  2. Lanjutkan....dengan cerita cerita yang lebih misterius

    ReplyDelete
  3. Ada lanjutannya nggak kak? Kok aku penisirin. Hehehe

    ReplyDelete

close
Banner iklan disini